Advertisement

Main Ad

BT3- Bertualang Dengan Mesin Waktu


Halo semuanya, untuk tugas eksplorasi yaitu tantangan mesin waktu aku mewawancarai 4 orang yaitu eyang Putri, ibu dari ayahku,  Ayah-Mamaku dan Pak Samudi (tukang yang saat ini sedang membantu di rumah):

Berikut hasil wawancaraku.

1. Wawancara dengan Eyang putri:
Eyang putri lahir di pulau Sumatera tepatnya di Sumatera Selatan di kota Lahat pada tahun 1951.

Pada saat eyang putri kecil sudah ada fasilitas listrik. Di rumahnya juga ada pompa listrik, namun  waktu itu sering mati lampu. Saat mati lampu biasanya menggunakan lampu minyak. Ketika eyang putri kecil sudah ada alat elektronik seperti penerangan dan kipas angin.
 
Saat usia remaja, eyang putri sudah tinggal dan besar di Jakarta dan tidak mengalami kesulitan listrik.  Di rumahnya sudah banyak alat ektronik seperti TV, kipas angin dan rice Cooker.
 
 ==========

2. Wawancara dengan Ayah Andito:

Ayah lahir dan besar di Jakarta. Waktu usia 10 tahun (tahun 1992), Ayah tinggal di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Waktu itu sudah tersedia fasilitas listrik.

Saat itu, Ayah tinggal bersama kedua orangtua dan saudara perempuan.

Kata Ayah, alat yang menggunakan listrik yang paling terlihat adalah televisi tabung ukuran besar (tinggi TV sekitar 1 meter, lebar TV 1,5 meter), pompa air, lampu, kulkas, dan komputer.

Saat itu pembayaran listrik melalui kantor pos atau datang langsung ke kantor PLN.

============

3. Wawancara dengan Mama Nur: 

Mama Nur lahir di sebuah desa kecil di kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Saat itu, Mama Nur tinggal bersama kedua orangtua dan 4 saudara perempuan. 
 
Pada saat usia masih kecil, seingat mamaku, listrik belum ada dan belum terjangkau oleh PLN. Karena kondisi jalan menuju desa yang sangat sulit karena berada di daerah pegunungan. Saat listrik belum ada, penerangan yang digunakan oleh warga adalah lampu minyak tanah (yang ukurannya lumayan besar). Jadi setiap rumah penduduk  bisa memiliki lebih dari satu lampu minyak tanah, sesuai ruangan yang ada di rumah yang ingin diterangi oleh cahaya lampu. Biasanya penerangan digunakan saat melakukan aktivitas seperti belajar dan mengaji.
 
Keseruan memakai lampu minyak tanah adalah harus selalu rutin dan rajin mengisih minyak tanah, supaya lampu tidak tiba-tiba mati. Dan juga rutin membersih kaca lampu dari kotoran. Begitu juga saat memasak makanan, menggunakan kompor minyak tanah atau kayu bakar supaya makanan bisa matang. Untuk membuat kue biasanya menggunakan oven tangkring.

Saat mama sekitar usia SD, listrik sudah ada yaitu warga menggunakan mesin tenaga surya. Listrik yang mengandalkan cahaya matahari. Hanya dipakai sebagai penerangan terutama pada malam hari. Saat itu alat elektronik yang sudah ada adalah TV dengan hiburan terbatas, DVD untuk menonton film-film dan juga radio yang dipakai sebagai hiburan untuk mendengarkan lagu-lagu dan berita. Nggak lama setelah itu desa tempat mama lahir baru bisa dijangkau oleh PLN karena jalan menuju ke desa sudah bagus. namun kurang ingat di tahun berapa, karena mamaku sudah tidak tinggal disana lagi.

Saat usia SMP, mama sudah pindah tempat tinggal dan fasilitas listrik tidak sulit. Begitu juga sudah tersedia alat elektronik sepeti rice cooker, kipas, kulkas dll. 
 
Kata mama, walaupun waktu usia masih kecil listrik tidak terlalu mudah saat itu, namun tetap membahagiakan mengingat kenangan hidup tanpa listrik. Salah satunya karena bisa banyak bermain permainan tradisional bersama teman-teman disiang dan sore hari. Karena kalau malam hari tidak leluasa. Sesekali saja main petak umpet dibawa sinar rembulan pada malam hari.
 
Oh iya, salah satu hal yang diingat saat lampu belum ada adalah mama sering mengamati dan melihat banyak bintang-bintang di langit dengan lebih jelas. 

==========

4. Wawancara dengan Pak Samudi ( Tukang yang membantu renovasi di rumah):  

Pak Sam lahir di Purwodadi, Jawa tengah.

Waktu pak Sam lahir belum ada listrik. Listrik baru masuk desa pada saat pak Sam berusia sekitar kelas 3-4 SD.  

Listrik baru masuk desa pada tahun 1998-1999. 

Waktu itu, penerangan desa pada malam hari menggunakan lampu minyak.

Hiburan pak Sam pada saat listrik belum ada, adalah berkumpul bersama teman untuk bermain kelereng dan bermain bentik/gatrik menggunakan kayu.

Waktu itu, pak Sam tinggal bersama orangtua dan keempat saudaranya

Alat listrik yang digunakan saat itu adalah TV yang menggunakan aki. Itu pun punya tetangga dan ditonton bersama-sama.

==========

Ini adalah foto pompa air yang sudah jadul, yang aku ambil di rumah tempat tinggalku sekarang.

Ini adalah lampu minyak yang tersisa dan kutemukan di gudang rumah. 

Sekian cerita dariku. Terima kasih buat yang sudah ikut membaca :)
















Posting Komentar

0 Komentar